TANGERANG – Sebanyak 16 Kelompok Wanita Tani (KWT) Kota Tangerang Selatan binaan PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) Tangerang, mengikuti pelatihan pertanian modern di Al Markaz Komobid Agro Wisata Banten, Kampung Sikuali, Desa Sambilawang, Kecamatan Waringinkurung, Kabupaten Serang, Kamis (7/8/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PT IKPP yang bertujuan meningkatkan kapasitas ekonomi perempuan melalui sektor pertanian.
Dalam pelatihan tersebut, para peserta diperkenalkan pada teknik budidaya modern, seperti penanaman anggur, melon, dan semangka dengan sistem hidroponik. Sebelum menerima materi, para peserta diajak meninjau langsung kebun percontohan yang ada di green house lokasi tersebut.
Bagian CSR PT IKPP Tangerang, Lili Yulianingsih, mengatakan perusahaan berkomitmen mendorong kemandirian ekonomi kelompok wanita tani melalui pendampingan yang berkelanjutan.
“Kami berkomitmen untuk mendampingi KWT di Tangsel agar produksi pertaniannya bisa lebih meningkat. Harapannya mereka tak hanya mampu menanam, tapi juga mengelola hasil panennya secara berkelanjutan,” katanya Lili.
Penyuluh Pertanian dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Tangsel, Febri, mengapresiasi dukungan dan kontribusi nyata PT IKPP dalam mendampingi para KWT.
“PT Indah Kiat Tangerang luar biasa dalam mentransfer ilmu pertanian kepada KWT. Ini sangat penting sebagai bagian dari ketahanan pangan rumah tangga di daerah perkotaan,” tutur Febri.
Selain materi teknis, peserta juga mendapat pembekalan dan pemaparan langsung dari Pimpinan Pondok Pesantren Al Markaz, Ustad Amirul Faruk, yang membagikan pengalaman sukses budidaya melon hidroponik di lingkungan pesantren.
“Kami ingin menunjukkan bahwa dengan kemauan dan pendampingan yang tepat, pertanian modern bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk santri dan masyarakat sekitar,” terangnya.
Kegiatan ini menunjukkan sinergi antara dunia usaha, pemerintah, dan institusi pendidikan dalam mendukung pemberdayaan masyarakat. Diharapkan, kolaborasi semacam ini dapat terus berlanjut guna mewujudkan ketahanan pangan berbasis komunitas secara berkelanjutan. (Red)