Tangerang – Kementerian Komunikasi dan Digital (KomDigi) mendapat sorotan tajam atas keterlibatannya dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di sekolah, yang dinilai berada di luar lingkup kewenangannya. Kritikan tersebut disampaikan oleh pengamat kebijakan publik, Adib Miftahul, yang menilai langkah KomDigi telah melewati batas tugasnya sebagai kementerian yang seharusnya fokus pada isu digital, Rabu (6/8/2025),
“KomDigi itu offside. Bukan domain dia, tapi seolah-olah seperti Kementerian Kesehatan. Ngapain coba?” ujar Adib kepada media, menanggapi kehadiran Menteri KomDigi, Meutya Viada Hafid, dalam acara Kick-off CKG di SMP Katolik Penabur, Kabupaten Tangerang.
Adib menegaskan, KomDigi semestinya lebih memprioritaskan penanganan isu-isu krusial di ruang digital, seperti pemberantasan judi online dan pemblokiran konten pornografi, yang masih marak diakses oleh masyarakat.
“Sampai detik ini, orang masih bisa mengakses situs judi online dan situs porno. Itu fakta di lapangan yang tidak bisa dibantah. Harusnya itu yang jadi prioritas,” ujar pria yang juga sebagai dosen di salah satu universitas ini.
Lebih lanjut, ia mempertanyakan urgensi kehadiran langsung Menteri KomDigi dalam program yang menurutnya bersifat informatif dan bisa dijalankan oleh pejabat teknis.
“Kalau cuma memberitakan atau mengedukasi masyarakat soal cek kesehatan gratis, itu cukup dilakukan oleh jajaran teknis. Tidak perlu sampai menterinya turun tangan. Apalagi ini bukan kebijakan dari kementeriannya sendiri,” tambah Adib.
Ia menilai, keterlibatan KomDigi dalam program kesehatan justru menimbulkan kesan politis dan pencitraan.
“Ini overlapping kewenangan. Atau bisa dibilang, menterinya ingin terlihat dekat dengan Presiden Prabowo, padahal itu bukan tugas utamanya,” tegasnya.
Program CKG Masif di Banten
Sebelumnya, pada Senin (4/8/2025), Gubernur Banten Andra Soni memastikan bahwa pelaksanaan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah berjalan secara masif di wilayahnya. Program ini menyasar siswa dari jenjang SD hingga SMA/SMK dan SKh, sebagai upaya deteksi dini masalah kesehatan.
“Pelaksanaan program ini adalah hasil kerja sama antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan petugas Puskesmas di lapangan,” ujar Andra Soni saat mendampingi Menteri KomDigi dalam kegiatan CKG di SMP Katolik Penabur.
Menurut Andra, dalam tiga hari terakhir, ribuan siswa di Banten telah mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis. Ia menilai program ini penting untuk membangun kesadaran sejak dini akan pentingnya menjaga kesehatan.
“Seringkali kita baru sadar pentingnya cek kesehatan saat sudah sakit. Padahal, melalui program ini kita bisa mendeteksi masalah kesehatan sejak dini,” ujarnya.
Andra juga menekankan pentingnya sinergi lintas lembaga dan pemerintah daerah dalam menyukseskan program nasional ini.
“Dengan kolaborasi kuat antara pusat dan daerah, kami yakin target nasional 53 juta siswa dapat tercapai, dan anak-anak Indonesia bisa tumbuh lebih sehat,” pungkasnya. (Ben)